Mengenai Saya

Foto saya
Ilustrator yang ingin menjadi penyanyi, desainer yang membenci animasi, tukang tidur yang menggemari kopi, Mancunian namun tetap Interisti, pecinta namun sulit untuk dicintai hanya karena selembar puisi. Don't be too serious about me, this is just irony.

Selasa, 27 September 2011

14+1

Diktum Fiksimini
Oleh Agus Noor

Diktum Fiksimini 1:
Menceritakan seluas mungkin dunia, dengan seminim mungkin kata.

Diktum Fiksimini 2:
Ibarat dalam tinju, fiksimini serupa satu pukulan yang telak dan menohok.

Diktum Fiksimini 3:
Kisahnya ibarat lubang kunci, yang justru membuat kita bisa “mengintip” dunia secara  berbeda.

Diktum Fiksimini 4:
Bila novel membangun dunia. Cerpen menata kepingan dunia. Fiksimini mengganggunya.

Diktum Fiksimini 5 :
Fiksimini yang kuat ibarat granat yang meledak dalam kepala kita.

Diktum Fiksimini 6:
Ia bisa berupa kisah sederhana, diceritakan dengan sederhana, tetapi selalu terasa ada yang tidak sederhana di dalamnya.

Diktum Fiksimini 7:
Alurnya seperti bayangan berkelebat, tetapi membuat kita terus teringat.

Diktum Fiksimini 8:
Serupa permata mungil yang membiaskan banyak cahaya, kita  terus terpesona setiapkali membacanya.

Diktum Fiksimini 9:
Seperti sebuah ciuman, fiksimini jangan terlalu sering diulang-ulang

Diktum Fiksimini 10:
Bila puisi mengolah bahasa, fiksimini menyuling cerita, menyuling dunia.

Diktum Fiksimini 11:
Ia tak semata membuat tawa. Karna ia adalah gema tawanya.

Diktum Fiksimini 12:
Kau kira fiksimini ialah kolam kecil, tapi kau tak pernah mampu menduga kedalamanya.

Diktum Fiksimini 13:
Di ujung kisahnya: kita seperti mendapati teka-teki abadi yang tak bertepi.

Diktum Fiksimini 14:
Pelan-pelan kau menyadari, ia sebutir debu yang mampu meledakkan semesta.

Diktum Fiksimini terakhir:
Lupakan semua diktum itu. Mulailah menulis fiksimini!

Jumat, 16 September 2011

AKU CEMBURU PADAMU, ANJING!!!

Hey, Anjing!!!

Aku cemburu padamu, Anjing!
Begitu mudah kau mendapatkan cintanya.
Semudah engkau mendapatkan belai kasih sayang-Nya.

Aku cemburu padamu, Anjing!!
Kau dipercayanya untuk menjaganya.
Kau dipercayanya menemani setiap langkahnya.

Aku cemburu padamu, Anjing!!!
Betapa relanya kau saat dia mengikatmu.
Sungguhh bahagianya kau saat dia menyayangmu.

Hey, Anjing!!!

Benar jika Aku begitu cemburu padamu, Anjing!!!
Aku cemburu karena kau punya cinta untuknya.
Aku cemburu karena kau punya cinta untuk-Nya.

Layaknya Ashabul Kahfi.