Mengenai Saya

Foto saya
Ilustrator yang ingin menjadi penyanyi, desainer yang membenci animasi, tukang tidur yang menggemari kopi, Mancunian namun tetap Interisti, pecinta namun sulit untuk dicintai hanya karena selembar puisi. Don't be too serious about me, this is just irony.

Rabu, 24 Agustus 2011

Keputus(asa)an Terbesar

"Menghitung mundur dimulai dari sekarang.."

Kata-kata yang terngiang sesekali ini adalah keputusan terbesar yang harus kuambil. Tetap berada di Malang, kembali ke Palangkaraya, atau melangkahkan kaki ke kota lain? Aaargh, sejujurnya saya ingin tinggal di sebuah desa, terlebih lagi letaknya berada di lereng gunung, mencari ketenangan menghindari hiruk pikuk kota dan gaya hidupnya. Sepanjang hari.

Memulai aktivitas dari bangun tidur, menikmati basuhan air di waktu Subuh. Kemudian menikmati secangkir kopi dalam suasana desa di lereng gunung pada umumnya. Tanpa pekerjaan? Mustahil. Menjadi guru kesenian Sekolah Dasar tak ada jeleknya bagiku. Mengajarkan mereka menggambar mungkin. :)

Waktu siang bisa dihabiskan dengan beramah tamah dengan penduduk desa. Sebuah warung pasti akan selalu menjadi tempat favorit mereka berkumpul saling bertukar cerita. Sore menyaksikan anak-anak kecil yang bermain sepak bola atau sekadar jagongan di depan rumah sambil menikmati matahari senja, menunggu adzan Maghrib. Bagiku tenang bukan berarti membosankan.


Ranu Pane, Semeru

"Seharusnya hal ini bisa menjadi keputusan terbesar, bukan keputusasaan terbesar.."

Bukan karena ingin lari. Pada setiap pendakian yang telah kulalui, melewati setiap desa yang berada di lereng gunung yang akan kudaki, di benakku selalu terlintas bagaimana jika aku adalah mereka (baca: penduduk desa). Apa yang akan aku lakukan di desa ini, bagaimana aku akan melaluinya, dan hal-hal lainnya. Hanya ingin menghitung mundur hingga aku tahu jawaban yang pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar